Selasa, 27 Maret 2012

PKI dan Ideologi Komunis


Masa-masa perjuangan, ketika memikirkannya, mungkin tak kan lepas dari PKI. PKI, organisasi massa yang banyak menuai kontraversi. Pergerakannya yang perlahan tapi pasti, berusaha untuk mencapai kebebasan bangsa NAMUN juga bersebrangan dengan asas asli bangsa Indoensia. Tapi toh, walaupun begitu, perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia  tak lepas dari warna-warni perjalanan PKI dan Ideologi Komunis di Indonesia.
Berawal dari masuknya benih-benih paham Marxisme ke Indonesia yang dibawa oleh H.J.F.M Sneevliet. Sneevliet adalah salah seorang pemimpin buruh Belanda. Ia mendirikan ISDV (Indische Sociaal-Demokratische Vereniging), cikal bakal dari PKI. Pada saat pembentukannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun demikian, partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis.
Keadaan buruk para buruh sehabis Perang Dunia I, panen padi jelek, dan ketidakpuasan buruh perkebunan karena upah yang rendah dan membumbungnya harga-harga, membuat pengaruh ISDV begitu kuat di hati masyarakat. Keadaan ini membuat Belanda kalang kabut. Maka, akhirnya banyak sekali para pemimpin ISDV yang ditangkap dan diasingkan, sedangkan Sneevliet sendiri dipulangkan kembali ke Belanda.
Tapi, ini bukan berarti ISDV runtuh begitu saja. Sisa-sisa para tokoh ISDV akhirnya sepakat untuk mendirikan PKI (Partai Komunis Indonesia). IdeologI Komunis menancap kuat di hati para tokoh PKI ini. Asas kesejahteraan buruh, itu yang mereka perjuangkan.
Setelah berhasil menempatkan dirinya sebagai partai yang besar, PKI merasa kuat untuk melakukan pemberontakan pada tahun 1926. Banyak kekerasan yang mereka buat di berbagai daerah. Tapi dalam waktu 3 hari, mereka sudah bisa ditumpas. Puluhan ribu pengikut PKI ditangkap  dan dipenjarakan. Sejak peristiwa itu, banyak sekali organisasi-organisasi yang terkena imbasnya. Mereka mengalami penindasan dari pemerintah colonial sehingga sulit sekali bergerak.
Kisah PKI tidak berhenti sampai di situ saja. Pada tahun 1948, pergerakan PKI mulai kelihatan lagi geliatnya. Dengan Muso sebagai pemimpinnya, PKI berusaha untuk merebut kekuasaan dengan melakukan berbagai teror kepada pemerintah dan masyarakat. Beberapa aksi yang dijalankannya diantaranya dengan melancarkan propaganda antipemerintah, mengadakan demonstrasi-demonstrasi, pemogokan, menculik dan membunuh lawan-lawan politik, serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat. Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18 September 1948 di Madiun, Jawa Timur. Tujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI dan menggantinya dengan negara komunis. Dalam aksi ini beberapa pejabat, perwira TNI, pimpinan partai, alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam. Tindakan kekejaman ini membuat rakyat marah dan mengutuk PKI. Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang menghadapi Belanda, tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat. Panglima Besar Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI. Pada 30 September 1948, Madiun dapat diduduki kembali oleh TNI dan polisi. Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
TAPI, setelah ini semua, bukan berarti PKI mati begitu saja. Dengan perlahan-lahan mereka tumbuh dengan cara yang lebih halus, dengan tujuan yang masih sama, yaitu menjadikan Indonesia Negara komunis yang bahkan mereka mengaku tak bertuhan. Memang sulit untuk menumbangkan sebatang pohon. Setelah kita menebangnya, bukan berarti ia telah hilang selamanya, masih ada akar yang tersembunyi di dalam tanah. Yang tak terlihat mata, namun kuat dan siap tumbuh lagi kapan saja. Kita cuma bisa membentengi diri kita sendiri dari paham-paham yang dapat menjerumuskan kita ke jalan salah.
Mungkin pengaruh PKI memang sangat kecil bagi Bangsa Indonesia. Namun, setidaknya PKI dan paham Komunisnya telah menunjukkan kepada dunia bahwa di Indonesia masa lalu ada sebuah organisasi yang mempunyai massa yang besar dan berideologi komunis. Menunjukkan pada dunia, bahwa Indonesia masih bisa bersuara untuk menunjukkan keberadaannya. Dibalik berbagai sisi negatif dari sesuatu, tentu terdapat sisi positif  walaupun sedikit bukan?

Minggu, 04 Maret 2012

Siapa Bilang 13 Angka Sial??


Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa 13 itu angka sial. Dan kebanyakan orang itu pula berusaha untuk menjauhi hal-hal yang berbau angka 13. Kesalahan perspektif ini sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun, tertanam dalam benak masyarakat dunia. Kecuali mungkin bagi beberapa orang yang masih mengguanakan akal sehatnya untuk tidak memikirkan hal-hal yang tidak masuk akal seperti itu.
Padahal sesungguhnya, siapa bilang 13 itu angka sial? Malah ada beberapa golongan yang menganggap bahwa adalah angka yang sempurna. Berada di atas angka 12, yang ,menurut kepercayaan kuno adalah angka yang sempurna, berarti 13 adalah derajat di atas kesempurnaan. Kesempurnaan diatas kesempurnaan. Golongan yang percaya akan hal ini adalah golongan Mason/Templar/Luciferian. Do yo know about luciferian? About Templar? About George Washington?
Sejarah penanaman kepercayaan bahwa 13 adalah angka sial berasal dari Eropa. Berawal dari sebuah kejadian penting pada tahun 1307 di Prancis yaitu pembasmian para templar atas perintah dari Paus Clement III untuk membantu tentara Prancis dibawah Raja Philip IV menumpas Ksatria Templar dari seluruh Eropa. Tepatnya pada hari Jumat, 13 Oktober 1307. Baik Paus Clement III maupun Raja Philip IV pasti tahu bahwa para Templar sangat memuja angka 13. Karena itu mereka sengaja membuat momentum tanggal tersebut untuk menghajar Templar.
Ada segelintir tokoh dunia yang sangat mempercayai bahwa 13 adalah angka yang membawa petaka --penyakit kepercayaan ini bernama TriskaidekaphobiaI—contohnya seperti Napoleon dan Franklin Delano Roosevelt. Mereka selalu menambahkan satu kursi kosong jika terpaksa makan malam dengan 13 orang undangan, karena mereka percaya bahwa apabila Cuma ada 13 kursi, maka salah satu undangan tersebut akan mengalami musibah kematian.
666 dan 13 --- The Satanic Number --- memang sangat dipuja oleh para Templar/Luciferian. Maka jangan heran jika ada banyak sekali symbol-simbol angka itu disisipkan di dalam berbagai aspek kehidupan kita. Percaya? Perlu bukti? Skeptis? Berpikir ini Cuma kebetulan? Jawabannya “tidak”. Bersiaplah untuk jawaban selanjutnya.